Definisi Ergonomi
Ergonomi
yaitu ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam kaitannya dengan pekerjaan
mereka. Sasaran penelitian ergonomi ialah manusia pada saat bekerja dalam
lingkungan. Secara singkat dapat dikatakan bahwa ergonomi ialah penyesuaian
tugas pekerjaan dengan kondisi tubuh manusia ialah untuk menurunkan stress yang
akan dihadapi. Upayanya antara lain berupa menyesuaikan ukuran tempat kerja
dengan dimensi tubuh agar tidak melelahkan, pengaturan suhu, cahaya dan
kelembaban bertujuan agar sesuai dengan kebutuhan tubuh manusia.
Pengertian
Lingkungan Kerja
Menurut Mardiana (2005) “Lingkungan
kerja adalah lingkungan dimana pekerja melakukan pekerjaannya sehari-hari”.
Lingkungan kerja yang kondusif memberikan rasa aman dan memungkinkan para
pekerja untuk dapat berkerjaoptimal.
Menurut Nitisemito (2001)
”Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar pekerja yang dapat
mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang diembankan.”
Pengertian K3 (Kesehatan dan Keselamatam Kerja)
Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah bidang yang terkait dengan kesehatan,
keselamatan,
dan kesejahteraan manusia yang bekerja di sebuah institusi
maupun lokasi proyek. Tujuan K3 adalah untuk memelihara kesehatan dan
keselamatan lingkungan kerja. K3 juga melindungi rekan kerja, keluarga pekerja,
konsumen, dan orang lain yang juga mungkin terpengaruh kondisi lingkungan
kerja. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalisasi kecelakaan
kerja adalah dengan merancang suatu sistem kerja yang disesuaikan dengan
kondisi tubuh manusia. Dengan hal ini, kenyamanan pekerja dalam melakukan
pekerjaan akan meningkat sehingga resiko terjadinya kecelakaan dapat
diminimalisasi.
Faktor Ergonomi sangat mempengaruhi
terjadinya kecelakaan kerja. Faktor-faktor
Risiko ergonomi adalah unsur-unsur tempat kerja yang berhubungan dengan ketidak
nyamanan yang dialami pekerja saat bekerja, dan jika diabaikan, lama-lama bisa
menambah kerusakan pada tubuh pekerja diakibatkan kecelakaan.
Secara
garis besar, faktor-faktor ergonomi yang menyebabkan risiko sakit atau cacat
dapat dipaparkan sebagai berikut:
a.
Repetitive Motion
Repetitive
Motion atau melakukan gerakan yang sama berulang-ulang. Resiko yang timbul bergantung
dari berapa kali aktivitas tersebut dilakukan, kecepatan dalam
pergerakan/perpindahan, dan banyaknya otot yang terlibat dalam kerja tersebut.
Gerakan yang berulang-ulang ini akan menimbulkan ketegangan pada syaraf dan
otot yang berakumulatif. Dampak resiko ini akan semakin meningkat apabila
dilakukan dengan postur/posisi yang kaku dan penggunaan usaha yang terlalu
besar.
b.
Awkward Postures
Sikap
tubuh sangat menentukan sekali pada tekanan yang diterima otot pada saat
aktivitas dilakukan. Awkward postures meliputi reaching, twisting, bending,
kneeling, squatting, working overhead dengan tangan maupun lengan, dan menahan
benda dengan posisi yang tetap. Sebagi contoh terdapat tekanan/ketengan yang
berlebih pada bagian low back seperti aktivitas mengangkat benda.
c.
Contact stresses
Tekanan
pada bagian tubuh yang diakibatkan karena sisi tepi atau ujung dari benda yang
berkontak langsung. Hal ini dapat menghambat fungsi kerja syaraf maupun aliran
darah. Sebagai contoh kontak yang berulang-ulang dengan sisi yang keras/tajam
pada meja secara kontinu.
d.
Vibration
Getaran
ini terjadi ketika spesifik bagian dari tubuh atau seluruh tubuh kontak dengan
benda yang bergetar seperti menggunakan power handtool dan pengoperasian
forklift mengangkat beban.
e.
Forceful exertions (termasuk lifting, pushing, pulling)
Force
adalah jumlah usaha fisik yang digunakan untuk melakukan pekerjaan seperti
mengangkat benda berat. Jumlah tenaga bergantung pada tipe pegangan yang
digunakan, berat obyek, durasi aktivitas, postur tubuh dan jenis dari
aktivitasnya.
f.
Duration
Durasi
menunjukkan jumlah waktu yang digunakan dalam melakukan suatu pekerjaan.
Semakin lama durasinya dalam melakukan pekerjaan yang sama akan semakin tinggi
resiko yang diterima dan semakin lama juga waktu yang diperlukan untuk
pemulihan tenaganya.
g.
Static Posture
Pada waktu diam, dimana pergerakan yang
tak berguna terlihat, pengerutan supplai darah, darah tidak mengalir baik ke
otot. Berbeda halnya, dengan kondisi yang dinamis, suplai darah segar terus
tersedia untuk menghilangkan hasil buangan melalui kontraksi dan relaksasi
otot.
Pekerjaan
kondisi diam yang lama mengharuskan otot untuk menyuplai oksigen dan nutrisi
sendiri, dan hasil buangan tidak dihilangkan. Penumpukan Local hypoxia dan asam
latic meningkatkan kekusutan otot, dengan dampak sakit dan letih (grandjean,
1980)
h.
Physical Environment; Temperature & Lighting
Pajanan
pada udara dingin, aliran udara, peralatan sirkulasi udara dan alat-alat
pendingin dapat mengurangi keterampilan tangan dan merusak daya sentuh.
penggunaan otot yang berlebihan untuk memegang alat kerja dapat
menurunkan resiko ergonomik. tekanan udara panas dari panas,
lingkungan yang lembab dapat menurunkan seluruh tegangan fisik tubuh dan akibat
di dalam panas kelelahan dan heat stroke. Begitu juga dengan pencahayaan
yang inadekuat dapat merusak salah satu fungsi organ tubuh, seperti halnya
pekerjaan menjahit yang didukung oleh pencahayaan yang lemah mengakibatkan
suatu tekanan pada mata yang lama-lama membuat keruasakan yang bisa fatal.
Kekurangan kebebasan dalam bergerak adalah
dipertimbangkan sebagai faktor resiko, ketika pekerjaan operator dengan
sepenuhnya telah di perintah oleh orang lain. kandungan kerja dan pengetahuan
dipertimbangkan faktor resiko yang lain, ketiha operator hanya melakukan satu
tugas dan tidak memeliki kesempatan untuk belajar satu macam kemampuan
ataun tugas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar